Bekerja dengan hati menjadi motivasi Ibu Wanggai, seorang guru kelas I di Sekolah Dasar YPK Kanda, di kampung Kanda, Kabupaten Jayapura. Meskipun latar belakang pendidikannya adalah Teologi dan bukan Pendidikan Dasar, kecintaannya kepada dunia pendidikan telah menginspirasinya untuk berusaha gigih demi murid-muridnya.
Bekerja dengan hati menjadi motivasi
Ibu Wanggai, seorang guru kelas I di Sekolah Dasar YPK Kanda, di kampung
Kanda, Kabupaten Jayapura. Meskipun latar belakang pendidikannya adalah Teologi
dan bukan Pendidikan Dasar, kecintaannya kepada dunia pendidikan telah menginspirasinya
untuk berusaha gigih demi murid-muridnya.
Ibu Wanggai pertamakali bergabung
dengan SD YPK Kanda pada tahun 2014 usai pindah ke kampung itu bersama
suaminya. Dia bahagia saat mendapati adanya kesempatan membantu para murid
meraih potensi mereka, namun dia tersadar pada kenyataan bahwa kemampuan dan
kemauan membaca mereka rendah, yang tentunya menjadi tantangan besar baginya
sebagai guru. Karena minimnya dukungan orang tua, dimana banyak yang
beranggapan bahwa mengajar kemampuan baca-tulis dasar hanyalah tanggung jawab
guru seorang atau karena terlalu sibuk bekerja untuk menafkahi keluarga
atau anak-anak mereka. Tingkat literasi baca-tulis murid di Kabupaten Jayapura
masih berada di bawah rata-rata nasional.
“Banyak murid di kelas saya yang
tidak bisa membaca saat pertamakali masuk kelas. Bahkan beberapa di kelas dua
dan tiga masih belum bisa membaca dengan lancar,” jelasnya. “Saya harus mencari
cara untuk memotivasi dan membantu meningkatkan kemampuan baca-tulis mereka.”
Pada
September 2020, sekolah Ibu Wanggai dipilih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Jayapura untuk berpartisipasi dalam program literasi kelas dasar bersama 15
sekolah dasar lainnya. Program tersebut memberikan pelatihan dan pendampingan
langsung bagi para guru di sekolah mereka untuk membantu meningkatkan metode
pembelajaran mereka. Ibu Wanggai berpartisipasi aktif dalam sesi pelatihan yang
diadakan oleh Dinas Pendidikan, Yayasan Nusantara Sejati dan UNICEF, yang
mencakup pelaksanaan administrasi kelas, metodologi pengajaran literasi,
disiplin positif dan pelatihan manajemen perpustakaan.
Ibu Wanggai berpartisipasi dalam aktifitas kelompk bersama guru sekolah
dasar lainnya menggabungkan bahan untuk dipresentasikan selama pelatihan
literasi.
Hasil dari
pelatihan tersebut, Ibu Wanggai berhasil mengembangkan beberapa insiatif untuk
meningkatkan literasi muridnya seperti penyampaian Pesan Pagi sebelum kelas dimulai
serta membacakan buku cerita untuk anak-anak sembari mengajarkan mereka tentang
tanda baca, dan bunyi huruf. Selain itu dia juga membuat pojok baca di
kelasnya guna memberikan murid-muridnya akses terhadap bahan bacaan serta
menghiasnya dengan gambar binatang dan bunga-bunga untuk menarik minat mereka
mengunjungi pojok baca.
Sejak saat
itu, Ibu Wanggai melihat perubahan yang luar biasa. Semakin banyak murid yang
menghabiskan waktu mereka membaca buku dibandingkan sebelumnya. Banyak yang
sudah bisa membedakan huruf kapital besar dan kecil sertatanda-tanda
baca. Sesi Pesan Pagi sebelum
kelas juga membantu para murid memahami nama-nama hari-hari dalam seminggu, dan
bulan dalam setahun.
Ibu Wanggai mengajar tata bahasa dasar kepada para muridnya.
Perkembangan
hasil belajar yang dialami oleh murid-muridnya menyentuh hati Ibu Wanggai, yang
kemudian mengatakan bahwa ia sangat bersyukur atas semua hal yang dipelajari
melalui program literasi kelas awal.
“Saya punya
dua murid, Maria dan Robert, yang saat ini naik ke kelas dua. Sekarang mereka
memahami tulisan dan mengeja huruf,” kenangnya. “Ketika pertamakali mereka
masuk ke kelas saya, mereka tidak bisa melakukan itu. Saya bahagia melihat
mereka.”
Selain itu, Ibu Wanggai juga menerapkan metode disiplin positif, yang ia pelajari saat pelatihan, di kelasnya. Pendekatan ini mendorong para murid menggunakan bahasa yang sopan, menghindari kekerasan serta mengasihi satu sama lain, hal yang selalu diajarkan Ibu Wanggai kepada para muridnya.